Thursday, January 12, 2012

PT DI siap produksi "converter kit" - Sains Antara

PT DI siap produksi "converter kit" - Sains Antara


PT DI siap produksi "converter kit"

Posted: 11 Jan 2012 09:41 PM PST

Bandung (ANTARA News) - PT Dirgantara Indonesia (PTDI) menyatakan kesanggupannya memproduksi "converter kit" atau alat pengalih BBM ke BBG hingga kapasitas produksi satu juta unit.

"Kita sanggup memproduksi sebanyak mungkin converter kit, karena hal itu tidak terlalu sulit," kata Direktur Teknologi dan Pengembangan PTDI, Andi Alisjahbana, di sela rapat sinergi PTDI dengan sejumlah BUMN untuk pengadaan sejuta tangki konversi BBM (LGV), di Gedung Dirgantara Indonesia, Bandung, Kamis.

Pada kesempatan itu Menteri BUMN Dahlan Iskan mengumpulkan direksi PT Barata Indonesia, PT Boma Bisma Indra, PT. Dok Perkapalan Surabaya, PT INTI, PT Krakatau Steel, PT, PINDAD, dan PT INKA serta beberapa anak BUMN.

Menurut Andi, produksi tabung BBG sekaligus dengan converter kit tersebut tidak sulit karena PTDI memiliki fasilitas dan kemampuan teknis serta sumber daya manusia.

"Tetapi yang penting dalam produksi converter kit ini adalah pada standar kualifikasinya sehingga terjamin keamanannya," katanya.

Ia menambahkan standar tabung yang akan diproduksi harus memiliki kualifikasi tekanan gas hingga lebih dari 200 bar, atau beberapa kali lipat dari tangki elpiji biasa.

Meski demikian Andi tidak merinci lebih lanjut berapa jumlah converter kit yang akan diproduksi di PTDI.

"Kita siap saja. Tapi yang saat ini kita fokus adalah membuat prototipe converter kit tersebut, menetapkan standarnya sehingga dapat diproduksi juga oleh pihak lain," ujarnya.

Ia menjelaskan, prototipe converter kit PTDI sedang diujicobakan di BPH Migas.

Pemerintah diketahui akan menerapkan pembatasan BBM bersubsidi pada 1 April 2012 yang pada tahap awal diterapkan di wilayah DKI Jakarta, dan selanjutnya secara bertahap berlaku di Jawa-Bali pada akhir 2012.

Penerapan pembatasan BBM ini disebabkan terbatasnya gas dan converter kit atau alat tambah yang digunakan pada mobil untuk mengalihkan bahan bakar dari BBM ke gas.

Menteri BUMN Dahlan Iskan mengatakan, mendukung sepenuhnya PTDI untuk memproduksi konverter kit agar tidak diimpor.

"Sepanjang tidak menganggu program pembuatan pesawatnya PTDI saya dukung. Impor harus kita hindari selagi bisa diproduksi di dalam negeri," tegas Dahlan.(R017)

PT DI siapkan 15 pesawat untuk Papua

Posted: 11 Jan 2012 07:51 PM PST

Bandung (ANTARA News) - PT Dirgantara Indonesia (PT DI) akan memproduksi sebanyak 15 unit pesawat jenis N-219 yang akan digunakan untuk penerbangan perintis di Propinsi Papua.

"Pengembangan N-219 sudah mulai dilakukan yang prototipenya ditargetkan rampung pada 2014," kata Direktur Teknologi dan Pengembangan PTDI, Andi Alisjahbana, di Bandung, Kamis.

Menurut Andi, biaya produksi satu unit pesawat berkapasitas 19 penumpang ini mencapai sekitar 4 juta dolar AS.

"Untuk itu dibutuhkan dana sekitar 60 juta dolar AS atau sekitar Rp540 miliar untuk menyelesaikan seluruh proyek ini," katanya.

Ia menjelaskan pihaknya sudah menyampaikan proposal kepada pemerintah untuk mendapat pembiayaan dari APBN.

"Pengembangan pesawat N-219 tersebut mendapat dukungan penuh pemerintah seperti Kementerian Ristek, Kementerian Perindustrian, dan Kementerian Perhubungan," katanya.

Menurut dia, pesawat jenis N-219 merupakan type pesawat yang sangat cocok dan handal untuk menerbangi wilayah perintis seperti Papua dan sekitarnya karena dari 310 bandara di seluruh wilayah Papua, sebanyak 90 persen di antaranya memiliki landasan pacu yang kurang dari 800 meter.

"Landasan pacu di wilayah Papua umumnya berukuran pendek, bahkan ada yang hanya 400 meter. Tentu dibutuhkan pesawat yang cocok untuk digunakan di wilayah itu," tegasnya.

Selain pembiayaan dari pemerintah, ditambahkan Andi, juga akan diupayakan diperoleh dari perusahaan yang akan mengoperasikan pesawat komersial tersebut.
(R017)

Waspadai kemungkinan Phobos-Grunt jatuh Senin depan

Posted: 11 Jan 2012 05:00 AM PST

Jakarta (ANTARA News) - Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional memperkirakan runtuhan wahana antariksa Rusia, Phobos-Grunt, akan jatuh ke Bumi pada Senin (16/1). Wahana itu dibuat untuk mengambil sampel tanah dan batuan serta membawa sampel bakteri, tumbuhan, dan hewan tak bertulang belakang di Planet Mars.

"Perkiraan sementara Phobos-Grunt akan jatuh ke Bumi pada Senin 16 Januari tepatnya pada pagi hari sekitar pukul 07.00 WIB," kata Deputi Sains, Pengkajian, dan Informasi Kedirgantaraan, Thomas Djamaludin, di Jakarta, Rabu.

Dengan catatan, prediksi itu berlaku jika kondisi matahari dalam seperti saat ini.

"Namun jika kondisi matahari lebih aktif dari saat ini, maka prakiraan jatuh akan lebih cepat karena atmosfer akan menjadi lebih rapat. Begitu juga jika lebih tenang maka Phobos-Grunt jatuh lebih lambat," kata Djamaluddin.

Untuk sementara daerah lintasan jatuhnya runtuhan satelit itu berada di wilayah Samudera Hindia. "Namun peluang untuk jatuh di wilayah Indonesia bisa saja terjadi. Hal ini karena efek pengereman oleh atmosfer sangat dinamis sekali," kata dia.

Dia juga mengimbau masyarakat untuk tenang dan tidak khawatir dengan jatuhan runtuhan satelit ini.

"Jika memang jatuh di wilayah Indonesia, LAPAN mengimbau agar masyarakat tidak menyentuhnya dan segera menghubungi LAPAN," katanya. Masyarakat bisa menghubungi LAPAN di nomor telefon (021) 489.2802 atau website http://www.lapan.go.id.

Sementara ahli astronomi, Ma'rufin Sudibyo, memprediksi Phobos-Grunt akan jatuh sekitar pukul 14:00 WIB pada hari yang sama.

"Selama periode tersebut Phobos-Grunt bakal mengelilingi Bumi hingga 42 kali, maka lokasi titik kejatuhannya masih amat sulit diprediksi," kata Sudibyo.

Sudibyo mengatakan, setiap daerah yang terletak di antara garis lintang 51 LU hingga 51 LS tetap beresiko kejatuhan wahana antariksa ini.

"Untuk wilayah Indonesia yang perlu diwaspadai adalah Sulawesi Utara, Pulau Buru, Pulau Seram, Pulau Irian dan Pulau Biak bagi kawasan timur," ujarnya.

Sedangkan bagi kawasan barat, adalah seluruh pulau Sumatra, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, DIY, Jawa Timur, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan dan Kalimantan Timur.

Secara prinsip, katanya, terdapat dua bahaya yang perlu diwaspadai dari runtuhan satelit ini, yakni bahaya tumbukan dan toksisitas.

"Jika runtuhan lebih dari 200 kilogram itu jatuh dan menimpa rumah maka akan mirip seperti kasus jatuhan meteor di Duren Sawit pada 2010 lalu," ujarnya.

Kemudian, bahaya selanjutnya adalah bahaya toksisitas karena Phobos-Grunt mengandung senyawa kimia sangat beracun, dimetilhidrain, yang jika terkena kulit akan menyebabkan melepuh dan bisa menyerupai luka bakar.

Satelit Phobos-Grunt merupakan wahana yang mengangkasa pada 8 November 2011, dan menghabiskan dana hingga Rp1,5 trilliun. (I025)

Segera ditingkatkan, anggaran riset pertanian

Posted: 11 Jan 2012 02:07 AM PST

Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah berencana meningkatkan secara bertahap alokasi anggaran untuk kegiatan riset dan pengembangan pada sektor pertanian, yang sampai sekarang paling rendah di antara negara-negara anggota ASEAN, supaya bisa mendukung upaya peningkatan produktivitas pertanian.

"Peningkatan anggaran riset dan pengembangan mau tidak mau memang harus dilakukan secara bertahap," kata Menteri Pertanian Suswono di sela rapat kerja nasional pembangunan pertanian 2012, di kantor Kementerian Pertanian Jakarta, Rabu.

Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Kementerian Pertanian Haryono mengatakan dalam beberapa tahun terakhir pemerintah sudah meningkatkan alokasi anggaran penelitian dan pengembangan pertanian meski tidak dalam jumlah besar.

Anggaran penelitian dan pengembangan pertanian yang tahun 2010 sekitar Rp860 juta ditambah menjadi Rp1 triliun pada 2011 dan kembali ditingkatkan menjadi Rp1,436 triliun tahun ini.

"Tapi dari jumlah itu 40 persen diantaranya untuk gaji karyawan, kami punya 8.000 pegawai dengan jumlah peneliti sekitar 1.700 orang. Juga ada alokasi untuk pemeliharaan fasilitas. Anggaran untuk operasional penelitian setiap balai hanya sekitar 30 persen," katanya.

Menurut dia, selanjutnya anggaran penelitian dan pengembangan pertanian paling tidak perlu ditingkatkan hingga dua kali lipat dari yang sudah dialokasikan tahun ini menjadi sekitar Rp2,872 triliun.

"Tidak bisa langsung ditingkatkan terlalu tinggi juga, karena itu perlu didukung kesiapan sumber daya manusia," kata dia.

Lebih lanjut Haryono menjelaskan, selama ini 90 persen kegiatan penelitian pertanian masih dilakukan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Kementerian Pertanian serta sisanya dilakukan oleh lembaga penelitian pemerintah yang lain dan perguruan tinggi.

"Kegiatan penelitian yang dilakukan pada pokoknya ada tiga yakni yang sifatnya jangka panjang seperti penelitian varietas baru, penelitian strategis dan penelitian untuk mendukung pembangunan pertanian tahun berjalan," katanya.

Ia menjelaskan pula bahwa tahun ini penelitian pertanian utamanya diarahkan pada pencapaian swasembada pangan berkelanjutan, peningkatan diversifikasi pangan dan nilai tambah produk, serta peningkatan kesejahteraan petani.

Kegiatan-kegiatan penelitian dan pengembangan pertanian antara lain ditargetkan mampu menghasilkan teknologi pembenihan dan pembibitan, rekomendasi waktu dan pola tanam, rekomendasi pupuk dan kebutuhan pupuk, varietas tanaman unggul, serta teknologi penanganan pascapanen, dan pengolahan pangan.(M035)