Phobos-Grunt Jatuh di Pasifik - Sains KOMPAS |
- Phobos-Grunt Jatuh di Pasifik
- Harimau Sumatera Korban Jerat Akhirnya Mati
- Sampah Antariksa pun Ancam ISS
- Senja Berwarna Biru di Planet "Alien"
- Beyonce Didapuk Jadi Lalat "Pantat" Emas
Posted: 15 Jan 2012 08:07 PM PST JAKARTA, KOMPAS.com - Akhirnya, wahana antariksa Rusia yang gagal melaksanakan misi ke Phobos, Phobos-Grunt, dinyatakan telah jatuh. Deputi Sains, Pengkajian, dan Informasi Kedirgantaraan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan), Prof. Dr. Thomas Djamaluddin, Senin (16/1/2012) mengatakan, "Laporan terakhir dari USSTRATCOM (Komando Strategis AS), menyatakan data radar terakhir tercatat pukul 23.36 WIB dan berdasarkan data terakhir itu Phobos-Grunt jatuh antara pukul 23.59 - 01.47 WIB malam Senin dini hari 16 Januari 2012. Sementara itu, astronom Ma'rufin Sudibyo, mengutip pernyataan Roscosmos mengatakan bahwa Phobos-Grunt jatuh pada pukul 00.45 WIB. Waktu persis jatuhnya Phobos-Grunt memang belum bisa dipastikan. Sebelum jatuh, Phobos-Grunt sempat melewati wilayah Asia Tengah, Pasifik Barat dan Pasifik Selatan. Wahana antariksa ini semalam juga sempat melewati Indonesia, yakni wilayah Halmahera, Irian, sisi barat Kalimantan dan Nusa Tenggara. Karena waktu belum pasti, maka lokasinya pun demikian. Meski begitu, diyakini bahwa Phobos-Grunt jatuh di wilayah Pasifik Selatan. Laporan terbaru The Guardian dan RIA Novosti menyatakan bahwa Phobos-Grunt jatuh di 1250 km sebelah barat Wellington, lepas pantai Chile, atau di sebelah timur perairan Australia dan Selandia Baru. Thomas mengatakan, "Untuk memastikan dimana satelit ini jatuh memang sulit sebab sudah lepas dari pengamatan radar. Kita harus mengandalkan laporan saksi di wilayah tertentu yang melihat jatuhnya Phobos-Grunt." Sementara Ma'rufin mengatakan bahwa Indonesia patut bersyukur karena sudah aman dari ancaman kejatuhan satelit. "Jika saja Phobos-Grunt masih berada di atas sana dan lewat dua jam kemudian, Indonesia dilintasi wahana antariksa gagal ini," katanya. Phobos-Grunt diluncurkan pada 9 November 2011 lalu namun kemudian macet di orbit karena masalah navigasi dan kehabisan energi. Misi ini seharusnya sampai di Phobos untuk mengambil tanah dan batuan di bulan Mars itu, namun gagal. Diperkirakan, ada 200 kg komponen Phobos-Grunt yang jatuh ke Bumi, terpecah antara 20-30 keping. Menurut Thomas, Phobos-Grunt bukan wahana antariksa Rusia pertama yang jatuh. Lapan menyimpan 2 tabung motor roket Rusia yang jatuh tahun 1981 dan di Lampung. Sementara itu, stasiun ruang angkasa Mir juga jatuh ke Bumi di Pasifik. Bedanya, Mir jatuh dengan kendali. |
Harimau Sumatera Korban Jerat Akhirnya Mati Posted: 15 Jan 2012 10:20 AM PST Harimau Sumatera Korban Jerat Akhirnya Mati Yunanto Wiji Utomo | Glori K. Wadrianto | Minggu, 15 Januari 2012 | 18:20 WIB
TERKAIT: BOGOR, KOMPAS.com - Harimau sumatera (Panthera tigris sumatrae) dari Bengkulu yang menjadi korbat jeratan akhirnya tewas meski berbagai upaya medis telah dilakukan. Humas Taman Safari Indonesia (TSI), Yulius Suprihardo, Sabtu (14/1/2012), mengatakan, "Saya mendapat kabar pada pukul 08.00 WIB harimau tersebut sudah mati." Waktu persis kematian harimau tidak diketahui. Yulius mengatakan, berbagai upaya telah ditempuh TSI untuk menyelamatkan harimau Sumatera itu, namun gagal. "Informasi yang saya dapatkan, kondisinya memang sudah sangat parah. Terlalu banyak luka di tubuhnya. Jadi sulit tertolong," kata Yulius. Kondisi harimau Sumatera yang ditemukan terjerat di Desa Mangkurajo, Kecamatan Lebong Selatan, Kabupaten Lebong, Bengkulu, itu memang mengenaskan. Ada sembilan titik luka, termasuk luka bagian kaki yang mengoyak tulang. Terdapat tiga luka akibat tusukan sedalam 15 cm di tubuh harimau itu. Ada pula 14 peluru yang bersarang di kepalanya. Kematian harimau ini menandakan masih besarnya ancaman bagi kehidupan satwa liar, terutama harimau Sumatera. Konflik dan perburuan satwa liar masih terjadi. |
Sampah Antariksa pun Ancam ISS Posted: 15 Jan 2012 10:19 AM PST Sampah Antariksa pun Ancam ISS Yunanto Wiji Utomo | Glori K. Wadrianto | Minggu, 15 Januari 2012 | 18:19 WIB International Space Station (ISS) WASHINGTON, KOMPAS.com - Salah satu sampah antariksa, rongsokan wahana Phobos-Grunt milik Rusia yang gagal menuju Phobos, saat ini sedang dalam perjalanan jatuh ke Bumi. Para astronom dan masyarakat menanti dan harap-harap cemas, di mana wahana itu akan jatuh. Namun ternyata, Phobos-Grunt bukanlah satu-satunya sampah antariksa dan Bumi bukan satu-satunya yang terancam. Ada sekitar 15.000 sampah antariksa dan International Space Station (ISS) juga menjadi salah satu yang terancam. Sampah antariksa yang mengancam ISS adalah pecahan satelit Cosmos 251 atau Iridium 133 yang terlibat tabrakan satelit tahun 2009 lalu. Ukuran pecahan itu cuma 10 cm, namun bergerak dengan kecepatan sangat tinggi, 28.000 km per jam. Astronom Ma'rufin Sudibyo, Sabtu (14/1/2012) mengatakan, "Jika menghantam ISS, bakal sanggup membolongi stasiun antariksa tersebut pada salah satu bagian vital, penjaga tekanan." Ancaman dari sampah antariksa itu memaksa NASA untuk menyalakan roket pendorong pendorong ISS selama 54 detik. ISS diangkat 1,5 kilometer lebih tinggi khusus untuk menghindari sampah antariksa ini. ISS kini ada pada ketinggian 391,4 kilometer dari permukaan Bumi. Pergerakan ISS akibat sampah antariksa ini adalah yang ke 13 kali sejak tahun 1998. Pergerakan terakhir adalah pada September tahun 2010, dimana para astronot berlindung di pesawat antariksa Soyuz karena ada sampah yang melintas. Phobos-Grunt dan pergerakan ISS yang ke 13 kali menunjukkan bahwa masalah sampah antariksa adalah salah satu masalah yang mesti diatasi. |
Senja Berwarna Biru di Planet "Alien" Posted: 15 Jan 2012 05:49 AM PST
EXETER, KOMPAS.com - Semua orang sudah mengetahui warna senja di Bumi yang merah jingga. Tapi, bagaimana dengan senja di sebuah planet alien? Frederic Pont, ilmuwan dari Universitas Exeter di Inggris berhasil merekonstruksi warna senja di HD 209458 b, sebuah planet yang mengorbit bintang HD 209458. Rekonstruksi itu dilakukan berdasarkan data dari teleskop antariksa Hubble. Menurut Pont, Hubble memiliki data karakteristik kimia suatu planet dalam gelombang cahaya yang dapat digunakan secara langsung untuk merekonstruksi warna senja di planet alien. Berdasarkan hasil rekonstruksi, Pont mengatakan, senja di HD 209458 b atau sering disebut Osiris itu akan berwarna biru. Seperti diuraikan Discovery, Senin (/1/2012), warna cenderung kebiruan karena atmosfer Osiris kaya akan sodium yang menyerap warna merah dan jingga. Seiring bintang HD 209458 makin tenggelam, molekul di atmosfer Osiris akan menghamburkan cahaya biru. Penghamburan dikenal dengan penghamburan Rayleigh, jenis penghamburan yang sama sebagai penyebab langit Bumi berwarna biru. Akibat penghamburan, langit senja pun akan "menyala" kebiruan. Membayangkan melihat senja berwarna biru memang indah. Tapi, mungkinkah manusia pergi ke Osiris untuk menyaksikannya? Sepertinya sulit. Osiris berjarak 150 tahun cahaya dari Bumi. Butuh waktu sangat lama untuk bisa menjangkaunya. Di samping itu, Osiris adalah planet gas raksasa, bagaimana mungkin manusia menginjakkan kaki di sana? Kesulitan lain, Osiris mengorbit sangat dekat dengan bintangnya. Temperatur planet itu mencapai 1000 derajat Celsius. Suhu ini membuat manusia akan beribah menjadi abu segera. Belum diketahui kondisi yang memungkinkan bagi senja di Bumi untuk berwarna biru. Tapi yang jelas, warna benda langit memang bisa berubah. Contohnya, setelah letusan Krakatau tahun 1883, warna Matahari berubah menjadi lavender dan Bulan menjadi kebiruan. Saat gerhana Bulan total 10 Desember 2011 kemarin, Bulan juga berwarna kebiruan. (Baca: Gerhana Bulan di Gombong Berwarna Kebiruan serta Bulan Biru dan Matahari Lavender). |
Beyonce Didapuk Jadi Lalat "Pantat" Emas Posted: 15 Jan 2012 04:06 AM PST SPESIES BARU Beyonce Didapuk Jadi Lalat "Pantat" Emas Yunanto Wiji Utomo | Latief | Minggu, 15 Januari 2012 | 12:06 WIB
TERKAIT: QUEENSLAND, KOMPAS.com - Nama penyanyi dan aktris dunia, Beyonce Knowles, mendapat kehormatan untuk diabadikan sebagai nama lalat kuda baru, Scaptia (Plinthina) beyonceae atau lalat kuda berpantat emas. Lalat kuda tersebut adalah spesies baru yang dideskripsikan oleh Bryan Lessard, peneliti Commonwealth Scientific and Industrial Research Organization (CSIRO) di Australia. Adalah rambut lebat berwarna emas yang membuat saya menamainya dengan nama Beyonce, sekaligus memberi saya kesempatan mendemonstrasikan sisi menyenangkan dari taksonomi. -- Bryan Lessard Ada dua alasan hingga lalat kuda itu dinamai Beyonce. Pertama, lalat tersebut dikoleksi pada 1981, tahun yang sama saat Beyonce lahir. Kedua, lalat kuda itu memiliki keunikan yang bisa menjadikannya diva dalam dunia lalat. Bagian perut belakang atau "pantat" Scaptia (Plinthina) beyonceae punya rambut halus berwarna emas. "Adalah rambut lebat berwarna emas yang membuat saya menamainya dengan nama Beyonce, sekaligus memberi saya kesempatan mendemonstrasikan sisi menyenangkan dari taksonomi," kata Lessard seperti dikutip Livescience, Jumat (13/1/2012). Pemberian nama spesies sebagai bentuk kehormatan bagi orang tertentu memang diperbolehkan. Nama Ibu Negara Ani Yudhoyono misalnya, diabadikan menjadi nama kupu-kupu yang ditemukan di Pegunungan Foya, Papua, Delias Kristianiae. Adapun deskripsi mengenai Scaptia (Plinthina) beyonceae dipublikasikan di Australian Journal of Entomology. Nama Scaptia menunjukkan nama genus sementara nama Plinthina sebagai nama subgenus. Lalat kuda sering dikenal sebagai hama. Namun, golongan ini sebenarnya juga berperan dalam penyerbukan beragam spesies tanaman. |
You are subscribed to email updates from KOMPAS.com - Sains To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 20 West Kinzie, Chicago IL USA 60610 |