Presiden dukung pembangunan sekolah SMK - Pendidikan Antara |
- Presiden dukung pembangunan sekolah SMK
- 45.590 siswa Manado terima dana BOS rp44,36 miliar
- Digagas SPP tunggal di PTN
Presiden dukung pembangunan sekolah SMK Posted: 12 Jan 2012 06:16 PM PST Pacitan (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mendukung rencana Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk membangun sebuah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Unggulan di kampung halamannya, Pacitan, Jawa Timur. "Saya mendukung Kemendikbud untuk mendirikan sebuah SMK Unggulan, itu khas dan unik serta lulusannya mudah diserap (pasar tenaga kerja)," kata Presiden Yudhoyono dalam sambutannya sebelum mendengarkan pemaparan Gubernur Jawa Timur Soekarwo tentang pembangunan di Jawa Timur dan Pacitan pada khususnya, di Pendopo Kabupaten Pacitan, Jumat pagi. Menurut Presiden, sekolah yang paling diperlukan Pacitan adalah "community college". "Dalam beberapa hal tertentu community college lebih tepat," katanya. Dalam beberapa pekan terakhir SMK sedang naik daun di Indonesia seiring dengan keberhasilan beberapa siswa SMK merakit mobil nasional yang kemudian menjadi pilihan sejumlah pemerintah daerah. Kunjungan kerja di kampung halaman Presiden itu merupakan rangkaian dari kunjungan kerja Presiden selama empat hari ke Provinsi Jawa Timur, 11-14 Januari. Di hari pertama kunjungan kerjanya, Presiden membuka Muktamar XI Jam`iyyah Ahlith Thariqah Al Mubarakah An Nadliyah di Malang sebelmu kemudian menuju Madiun dan Pacitan di hari kedua dan ketiga. Turut mendampingi Presiden antara lain, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan M Nuh, Menko Polhukam Djoko Suyanto, Menpora Andi Malarangeng, Menteri Pertanian Suswono, Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto, Mensesneg Sudi Silalahi, Seskab Dipo Alam, dan sejumlah staf khusus presiden. (G003/E001) |
45.590 siswa Manado terima dana BOS rp44,36 miliar Posted: 12 Jan 2012 04:10 PM PST Manado (ANTARA News) - Sebanyak 45.590 siswa di Manado, Sulawesi Utara (Sulut) akan menerima dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) 2012 yang dianggarkan sebesar Rp44,36 miliar. "Dana BOS ini akan diberikan kepada 23.570 siswa Sekolah Dasar (SD) dan 22.020 siswa SMP yang terdaftar di Manado termasuk Madrasah Tsanawiyah (MTs) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI)," kata Kepala Dinas Pendidikan Manado Dante Tombeg, di Manado, Jumat. Tombeg mengatakan untuk SD yang menerima dana BOS ini sebanyak 272 termasuk MI dan SMP sebanyak 97 termasuk MTs baik negeri maupun swasta dan dananya langsung disalurkan dari Dinas Pendidikan Nasional provinsi. Tombeg mengatakan dana BOS ini akan disalurkan langsung melalui rekening kepada sekolah mulai Januari 2012 ini dan akan digunalkan untuk berbagai keperluan kebutuhan para siswa mulai dari pengadaan alat tulis hingga yang lainnya. Tombeg mengatakan mulai 2012 ini, Sekolah Menengah Atas (SMA) dan SMK termasuk Madrasah Aliyah juga menerima dana BOS walaupun tidak sebesar untuk siswa SD dan SMP. "Untuk siswa SMA sederajat yang akan menerima dana BOS sedang didata, tetapi semua SMA sederajat termasuk MA menerima yang dianggarkan sebesar Rp125 ribu per siswa setiap tahun, ditambah dengan BOS daerah yang dianggarkan dari provinsi juga sebesar Rp125 ribu, setiap tahun jadi total sekitar Rp250 ribu tiap tahun untuk setiap siswa," kata Tombeg. Anggota Komisi D Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Manado dari Partai Keadilan dan Persatuan (PKS) Manado, Amir Liputo, mengatakan sekarang pemerintah memang membuat kebijakan baru dengan menyalurkan dana BOS dari Diknas Provinsi. "Ini dilakukan sebab setelah dievaluasi penyaluran yang dilakukan di kabupaten dan kota ternyata banyak yang bermasalah sebab itu untuk mengurangi masalahnya disalurkan dari provinsi dan langsung ke rekening kepala sekolah," kata Liputo. Liputo mengatakan untuk penyaluran ini, meskipun penyaluran ini dilakukan oleh Dinas Pendidikan Nasional provinsi tetapi penyaluran dan pemanfaatannya akan tetap mereka awasi di lapangan untuk menghindari semua bentuk kecurangan dan penyimpangan di lapangan. Penyaluran dana BOS untuk SMA dan SMK baru mulai diberlakukan tahun ini dan di Manado, untuk sementara akan diberikan kepada 10.846 siswa SMA dan 10.858 siswa SMK. (A034/D009) |
Posted: 12 Jan 2012 08:48 AM PST Makassar (ANTARA News) - Ketua Majelis Rektor Perguruan Tinggi Negeri Indonesia (MRPTNI) Prof Dr Idrus A Paturusi mengatakan, dalam rapat rektor PTN se-Indonesia 20 Januari 2012 akan coba digagas pembayaran Sumbangan Pembinaan Pendidikan (SPP) tunggal di PTN. "Dengan SPP tunggal tersebut, tidak ada lagi pembayaran lain di perguruan tinggi negeri," kata Idrus Paturusi yang juga Rektor Universitas Hasanuddin (Unhas) di Makassar, Kamis, ketika membuka Pertemuan Para Dekan Fakultas Teknik/Politeknik se-Indonesia Bagian Timur bagi Menguatkan Jaringan. Di Unhas sekarang, selain pembayaran SPP, juga ada pembayaran untuk biaya wisuda dan KKN. Nanti itu tidak ada lagi, tetapi masih harus dihitung `unit cost' (rincian pembayaran)-nya, ujar Idrus. Menurut dia, hanya yang menjadi masalah adalah jika terjadi kenaikan SPP pasti akan dapat reaksi dari para mahasiswa, sehingga hal ini harus diperhitungkan matang-matang "Social cost" (biaya dan harga sosial)-nya lebih tinggi. Pada masa mendatang, lanjutnya, juga akan coba dikembangkan 'credit earning' (pengambilan kredit mata kuliah) ke satu perguruan tinggi negeri tertentu tanpa mahasiswa tersebut harus membayar di perguruan tinggi penerima. Ia memberikan contoh, mahasiswa Papua dapat mengambil kredit di ITB, begitu pun sebaliknya. Kegiatan ini tidak akan menjatuhkan kelas PTN yang lebih maju, tetapi akan menjadikan mahasiswa itu memiliki pengetahuan yang sempurna dan ada hubungannya dengan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Sehubungan dengan pengembangan Fakultas Teknik/Politeknik, Rektor Unhas menginginkan adanya link (jaringan) dengan dunia industri. Laboratorium yang kelak dimiliki Fakultas Teknik Unhas di Parangloa Gowa yang menurut para ahli Jepang terbaik dan sama dengan di Jepang, dapat dimanfaatkan bersama oleh PTN di Kawasan Timur Indonesia untuk kepentingan riset. "Dengan cara seperti ini, Unhas tidak akan maju dan berkembang sendiri, tetapi juga memberi peluang kepada PTN lain juga mengalami kemajuan dan perkembangan," ujar Idrus yang juga menjabat Ketua Konsorsium Perguruan Tinggi Negeri Kawasan Timur Indonesia (KPTN KTI). Pertemuan sehari yang dihadiri juga mantan Dirjen Pendidikan Tinggi Prof Dr Satrio Sumantri Brodjonegoro yang hadir atas nama ITB tersebut, menurut Ketua Panitia Pelaksana Dr Muhammad Ramli, dimaksudkan membangun jaringan sesama Fakultas Teknik/Politeknik se-Kawasan Timur Indonesia bekerja sama dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi. "Kita juga sedang menyusun proposal untuk memperoleh hibah yang kelak juga dapat merangkul Fakultas Teknik/Politeknik lainnya di kawasan ini untuk maju dan berkembang bersama," ujar Muhammad Ramli. Perguruan tinggi yang hadir dalam pertemuan itu, Unhas, ITB, Politeknik Negeri Samarinda, Politeknik Pertanian Samarinda, Universitas Mulawarman Samarinda, Universitas Negeri Makassar, Universitas Haluoleo Kendari. Selain itu, Universitas Negeri Gorontalo, Universitas Tadulako Palu, Politani Unhas Pangkep, Universitas Khaerun Ternate, Universitas Pattimura Ambon, Politeknik Negeri Kupang, Universitas Negeri Papua Manokwari, Universitas Nusa Cendana Kupang, Politeknik Perikanan Negeri Tual, Universitas Cenderawasih Jayapura, Universitas Musamus Merauke dan Universitas Sam Ratulangi Manado. |
You are subscribed to email updates from ANTARA News - Nasional - Pendidikan To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 20 West Kinzie, Chicago IL USA 60610 |