Thursday, January 19, 2012

BPK: Universitas Indonesia rugikan keuangan negara Rp41 miliar - Pendidikan Antara

BPK: Universitas Indonesia rugikan keuangan negara Rp41 miliar - Pendidikan Antara


BPK: Universitas Indonesia rugikan keuangan negara Rp41 miliar

Posted: 18 Jan 2012 11:54 PM PST

Jakarta (ANTARA News) - Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) menyatakan hasil audit yang dilakukannya menemukan Universitas Indonesia (UI) telah merugikan keuangan negara sebesar Rp41 miliar.

Kerugian sebesar itu atas alih fungsi lahan asrama mahasiswa Pegangsaan Timur 17 (PGT) dan keterlambatan penyerapan dana kerjasama dengan JICA, kata anggota BPK Rizal Djalil.

"Kita prihatin, civitas akademika terkenal seperti UI terjadi penyimpangan keuangan negara mencapai Rp41 miliar," kata anggota BPK Rizal Djalil usai menyerahkan hasil audit BPK terhadap UI kepada Wakil Ketua DPR Taufik Kurniawan di Senayan, Jakarta, Kamis. (J004/K005)

IAIN Imam Bonjol menjadi UIN

Posted: 18 Jan 2012 10:04 PM PST

Padang (ANTARA News) - Setelah melalui perdebatan yang alot, para Anggota Senat akhirnya merestui Institut Agama Islam Negeri (IAIN) menuju Universitas Islam Negeri (UIN) Imam Bonjol Padang, kata Kepala Bagian (Kabag) Humas IAIN Imam Bonjol, Muhammad Nasir di Padang, Kamis.

Menurut dia, sebelum merestui hal ini, para anggota senat yang diketuai Rektor IAIN, Prof. Makmur Syarif sempat melalui perdebatan terkait eksistensi jika IAIN sudah berubah menjadi UIN.

"Pada dasarnya kekhawatiran sebagian anggota senat adalah upaya pengembangan Fakultas Agama jika sudah berubah menjadi UIN nantinya," katanya.

Menanggapi hal itu, Rektor IAIN Imam Bonjol sekaligus ketua Senat, Prof.Dr. Makmur Syarif menyatakan pada dasarnya hal itu tidak perlu dikhawatirkan, namun akan menjadi bahan pertimbangan agar setelah menjadi UIN tetap mengedepankan pendidikan keagamaan.

"Kita akan coba kaji kekhawatiran ini secara mendalam, dan akan dicari model UIN yang tepat, dengan mempertimbangkan saran dari para pendiri IAIN, para guru besar serta pihak luar yang kompeten. Ini merupakan tugas tim kerja yang akan kita bentuk nanti," katanya.

Dia menyatakan perubahan IAIN menjadi UIN Imam Bonjol merupakan sebuah kemestian, terutama sebagai bentuk pengembangan spektrum keilmuan sekaligus pengembangan kelembagaan.

Tujuan perubahan menjadi UIN, menurut dia, tidak terlepas untuk menyiapakan lulusan yang berkualifikasi ulama dengan tugas mendalami ilmu agama (tafaqquh fiddin) dan ilmuan (scientist) yang bertugas mengupas rahasia alam dan menyediakan ilmuan ahli untuk mengatasi kebutuhan duniawi umat dan bangsa. (ANT)

20 sekolah Jepang ke Jakarta

Posted: 18 Jan 2012 10:03 PM PST

Jakarta (ANTARA News) - Sekolah Bahasa Jepang, Pandan College, mengajak 20 sekolah dari Jepang ke Jakarta untuk berkonsultasi langsung dengan para murid Indonesia, pada Minggu nanti (26/1). Pendidikan di Jepang semakin diincar remaja Indonesia, dimulai dari semakin banyak film Jepang masuk ke Indonesia baik di bioskop maupun di televisi, khususnya film animasi Jepang.

Para pimpinan sekolah akan menemui para calon murid dari Indonesia yang mau sekolah ke Jepang, baik sekolah bahasa Jepang di Jepang maupun perguruan tinggi atau sekolah kejuruan di Jepang. Pertemuan kedua pihak itu akan terjadi di Hotel SariPan Pacific, Jalan MH Thamrin Nomor 6, Jakarta Pusat.

"Jepang dengan segala keunggulannya tempat terbaik menuntut ilmu bagi bangsa Indonesia di antara negara lain. Hal ini karena Jepang masih di Asia, budaya sopan santun dijunjung tinggi, budaya timur seperti Indonesia, membawa pulang ilmu yang terbaik di dunia dari negeri Sakura. Itulah sebabnya saya bawa para pimpinan sekolah itu ke Jakarta," papar Richard Susilo, Komisaris Pandan College.
 
Selain itu Pandan College juga akan mengajak para murid Indonesia melihat langsung Pesta Anime terbesar di dunia di Tokyo tanggal 22 Maret mendatang. Hal itu bersamaan dengan waktu bunga Sakura bermekaran yang hanya dua minggu saja.
 
"Kita akan ber-hanami, bersucaria, berdiskusi, bernyanyi di bawah pohon Sakura di Tokyo. Ini juga budaya Jepang yang sangat anggun dan dihormati di Jepang, saatnya kita bersemangat, memulai untuk kerja keras di tahun yang baru."
 
Pandan College sendiri baru saja membuka kelas Origami, seni melipat kertas yang sangat mengasyikan bagi muridnya. Produk Origami beraneka macam, bisa dalam bentuk pohon, bola, pernak-pernik, hiasan dinding, bingkai foto, bentuk binatang, pesawat, helicopter, mobil, dan sebagainya yang semua dibuat dari lipatan kertas saja.
 
Demikian pula beasiswa bagi pelajar Sekolah Dasar Indonesia kini dibuka kembali untuk kelima kali, sehingga siswa mendapat biaya tunjangan 20.000 yen per bulan per orang.  (ANT)

Editor: Ade Marboen

COPYRIGHT © 2012

Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com

Komentar Pembaca

Kirim Komentar

BEM Unair luncurkan "Scholah Unair Mengajar"

Posted: 18 Jan 2012 08:14 AM PST

Surabaya (ANTARA News) - Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Airlangga (Unair) Surabaya meluncurkan program "School of Airlangga in Harmoni (Scholah) - Unair Mengajar" di Rumah Belajar Insani, Jalan Panjang Jiwo V-A, Surabaya, Rabu sore.

Di hadapan sekitar 40-50 anak usia SD hingga SMP di kampung Panjang Jiwo itu, belasan aktivis/pegiat BEM Unair tampil mengajarkan berbagai hal, di antaranya pembelajaran motivasi tentang berani bermimpi (life mapping), pembelajaran hidup bersih dan sehat (PHBS) tentang cuci tangan, dan lainnya.

Bahkan, pembelajaran berani bermimpi diiringi dengan tayangan video film kartun tentang pentingnya mimpi untuk mewujudkan cita-cita, lalu anak-anak kampung itu diminta untuk menuliskan cita-citanya dan sebagian diminta menjelaskan atau memperagakan cita-citanya itu.

Di sela-sela pembelajaran itu, para mahasiswa peserta "Scholah Unair Mengajar" mengajak puluhan anak-anak itu menyanyi lagu anak-anak, seperti "Potong Bebek Angsa" yang dipimpin seorang anak yang bercita-cita menjadi penyanyi.

Dalam program itu, para mahasiswa juga membantu anak-anak untuk mengerjakan "PR" (pekerjaan rumah) dari sekolahnya yang dirasakan sulit, namun sebagian anak itu tidak sekolah, karena sebagian dari mereka adalah anak-anak jalanan yang ditampung dalam `Rumah Belajar Insani`.

"Kami tidak hanya mengajar, tapi kami juga membagikan dua kardus buku yang kami dapatkan dari kampanye `satu mahasiswa - satu buku` pada Desember 2011, lalu hasilnya akan kami bagikan pada lima rumah belajar yang akan kami datangi sepanjang tahun 2012," kata Ristanto, mahasiswa peserta `Scholah`.

Senada dengan itu, koordinator program "Scholah Unair Mengajar" BEM Unair, Royan Dawud Aldian, mengatakan pihaknya akan menjadi "Scholah Unair Mengajar" sebagai program berkesinambungan, karena itu pihaknya tidak akan mendatangi lima rumah belajar itu dengan sekali datang.

"Ada 17-an aktivis BEM Unair yang menjadi pengajar dalam program itu dan mereka akan melakukan pendampingan pada lima rumah belajar yang sebagian merupakan tempat belajar anak-anak jalanan dan anak tidak mampu itu, namun akan disesuaikan dengan waktu luang mahasiswa dan anak-anak itu," katanya.

Mahasiswa semester lima pada Fakultas Sains dan Teknologi (FST) Unair itu mengakui konsep "Scholah Unair Mengajar" memang merujuk program "Indonesia Mengajar", namun "Scholah" diperuntukkan mahasiswa, sedangkan "Indonesia Mengajar" itu untuk sarjana.

Selain itu, pembelajaran "Scholah" lebih bersifat motivasi, sedangkan pembelajaran "Indonesia Mengajar" bersifat formal layaknya sekolah pada umumnya.

"Pengajar Scholah itu saat ini masih dari aktivis BEM, namun ke depan akan diseleksi dengan program Lentera Scholah yang bekerja sama dengan Anies Baswedan dari Indonesia Mengajar. Awalnya juga untuk program Scholah untuk rumah belajar di sekitar Unair," katanya.

Dari program "Scholah", katanya, akan dikembangkan dalam program "Forum Kakak Asuh (Forkas)" yang akan melakukan "road show" dari rumah belajar atau rumah singgah di beberapa lokasi di Surabaya.

Dari program "Forkas", katanya, akan dikembangkan dalam program "Pelangi Scholah" yang mengirimkan mahasiswa Unair untuk mengajar di daerah-daerah di saat liburan kampus.

"Semua program itu akan didukung dengan program `Airlangga for Education` yang merupakan program `satu mahasiswa - satu buku` yang hasilnya akan disumbangkan kepada anak-anak jalanan dan anak tidak mampu, di antaranya buku tulis, buku pelajaran, buku cerita, ensiklopedia, dan sebagainya," katanya.

(T.E011/I007)