UII Kerja Sama dengan Solbridge Korsel untuk Program Gelar Ganda - Republika Online |
- UII Kerja Sama dengan Solbridge Korsel untuk Program Gelar Ganda
- Mendikbud akan Intervensi Kisruh UI
- Internasionalisasi Pendidikan Tinggi Bak Pisau Bermata Dua
- Kemendikbud Godog Opsi Bubarkan Seluruh Organ UI
- Di Bali, Anak Petani Subak Diusulkan Dapat Beasiswa Hingga Kuliah
UII Kerja Sama dengan Solbridge Korsel untuk Program Gelar Ganda Posted: 22 Dec 2011 08:03 AM PST REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA - Universitas Islam Indonesia Yogyakarta akan menindaklanjuti kerja sama yang telah disepakati dengan Solbridge International School of Business Woosong University, Korea Selatan. "Dalam kerja sama itu disepakati bahwa mahasiswa International Program Universitas Islam Indonesia (UII) segera bisa mengambil program 'double degree' (gelar ganda) di Solbridge," kata Wakil Dekan International Program UII Wiryono Raharjo di Yogyakarta, Kamis (22/12). Menurut dia, sebagai langkah awal untuk menjalankan program tersebut nanti akan dilakukan tukar silabus mata kuliah yang ada di UII kepada pihak SolBridge. Selain itu, kata dia, peluang mahasiswa UII untuk memperoleh 'partial scholarship' di SolBrige juga sangat terbuka. 'Scholarship' tersebut akan diberikan kepada mahasiswa yang memenuhi standar yang telah ditentukan. "Solbridge International School of Business merupakan salah satu fakultas dari Woosong University yang dibuka pada 2007 di Daejeon, Korea Selatan (Korsel)," katanya. Ia mengatakan, program yang ditekankan di SolBridge adalah pada bisnis yang fokus pada keuangan dan pemasaran logistik. "Dengan memiliki visi menjadi Harvard Business School di Asia, maka tidak mengherankan sekolah bisnis tersebut menjadi salah satu perguruan tinggi favorit di Korsel," katanya. Menurut dia, program yang dilakukan merupakan hibah program internasional yang diberikan oleh Direktorat Jenderal (Ditjen) Pendidikan Tinggi (Dikti) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) kepada masing-masing perguruan tinggi di Indonesia. "UII merupakan salah satu perguruan tinggi yang mendapatkan hibah tersebut," kata Wiryono. Ia mengatakan program yang diberi nama "fastrack" tersebut merupakan sebuah program yang menggabungkan antara strata satu (S1) dengan strata dua (S2). Dalam program tersebut mahasiswa S1 bisa menempuh S2 sekaligus dengan jangka waktu sekitar lima tahun. "Hasil yang akan didapatkan mahasiswa dengan mengikuti program tersebut adalah mendapatkan dua gelar, yakni S1 dan S2 sekaligus. Masing-masing pihak bersepakat untuk segera mewujudkan rencana strategis tersebut dalam waktu dekat," kata Wiryono. |
Mendikbud akan Intervensi Kisruh UI Posted: 22 Dec 2011 06:43 AM PST REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhammad Nuh mengatakan, pihaknya akan turun tangan untuk menangani kisruh Universitas Indonesia bila para pihak baik rektor ataupun majelis wali amanat (MWA) gagal untuk bersepakat menyelesaikannya. "Kalau sampai akhir Desember, belum ada kesepakatan, Kemendikbud akan mengambil alih," katanya seusai mengikuti peringatan hari lansia internasional di Istana Wakil Presiden Jakarta, Kamis (22/12). Hal ini menanggapi kisruh di Universitas Indonesia (UI) yang semakin runcing setelah Rektor UI Gumilar Rusliwa Soemantri menyatakan MWA tidak lagi eksis keberadaannya, sedangkan MWA menyatakan Gumilar bukan lagi rektor UI. Ia mengatakan, Kemendikbud tetap berharap agar para pihak di Universitas Indonesia dapat segera menyelesaikan masalahnya. UI sebagai institusi pendidikan yang dihormati dan terpandang seharusnya juga mampu menyelesaikan masalahnya. "UI itu I nya Indonesia. Bukan PT (Perguruan Tinggi) kemarin sore, tetapi sudah mapan, masak sih tidak bisa menyelesaikan secara internal dengan baik," katanya. Ia menambahkan, meskipun pihaknya memiliki kewenangan, namun tetap mengharapkan agar kisruh yang terjadi dapat diselesaikan secara internal. Dirinya menghargai UI sebagai institusi yang otonom dan menilai mampu menyelesaikan masalahnya. "Bagaimana harkat dan martabat UI (kalau diintervensi Kemendikbud)," katanya. Untuk itu, Kamis malam ini akan mempertemukan kedua belah pihak untuk dapat berdialog menyelesaikan masalah ini. Ia mengatakan, pihaknya tidak ingin kedua belah pihak saling meniadakan atau menihilkan, saling tidak mengakui. Menurut dia, kedua belah pihak sebaiknya saling introspeksi. Menurut dia, sejak UU Badan Hukum Pendidikan No 9/2009 dibatalkan oleh Mahkamah Konstitusi, maka pemerintah membuat PP No 66/2010 sebagai payung hukum BHMN hingga masa transisi yang selesai pada 2013. Mendikbud mengungkapkan, pada pertemuan September lalu dengan UI, pihaknya telah mengajukan tiga opsi terhadap status lembaga UI di masa transisi tersebut. Pertama adalah langsung konversi dari status Badan Hukum Milik Negara menjadi Perguruan Tinggi yang diselenggarakan pemerintah (PTP atau Perguruan Tinggi Negeri). Kedua melanjutkan majelis wali amanah hingga pada 2013, ketiga mengganti orang-orang di MWA. Namun demikian hingga saat ini, pihak Universitas Indonesia belum memutuskan terhadap opsi tersebut. |
Internasionalisasi Pendidikan Tinggi Bak Pisau Bermata Dua Posted: 21 Dec 2011 09:00 PM PST REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Mantan Wamendiknas, Fasli Jalal, memperingatkan bahwa internasionalisasi pendidikan tinggi bisa menjadi pisau bermata dua. Di satu sisi, hal tersebut membuat pendidikan di Indonesia semakin maju, namun di sisi lain bisa melukai seandainya tidak dipakai secara hati-hati. |
Kemendikbud Godog Opsi Bubarkan Seluruh Organ UI Posted: 21 Dec 2011 08:33 PM PST REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) tampaknya sudah cukup jengah dengan konflik di internal Universitas Indonesia (UI) yang berlarut-larut. Kementerian yang dipimpin Mohammad Nuh tersebut kini tengah menggodog beberapa opsi untuk mengatasi persoalan tersebut. Salah satunya adalah dengan mengganti seluruh organ yang ada di tubuh UI seperti yang diatur dalam PP No. 66/ 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan Tinggi. |
Di Bali, Anak Petani Subak Diusulkan Dapat Beasiswa Hingga Kuliah Posted: 21 Dec 2011 06:21 PM PST REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR- Anak-anak petani dari 17 subak di Bali diusulkan untuk memperoleh beasiswa hingga perguruan tinggi. "Beasiswa itu diharapkan tidak hanya dari Pemerintah Kabupaten/Provinsi Bali, namun juga dari pemerintah pusat," kata kata Sekretaris Tim Penyusunan Proposal Warisan Benda Budaya di Bali, Prof Dr I Wayan Windia, MS di Denpasar, Kamis. Ia mengatakan, pihaknya dalam menyusun proposal melengkapi usulan WBD itu juga telah menekankan pada pemberian beasiswa kepada anak-anak petani, dengan harapan mampu menikmati pendidikan hingga perguruan tinggi. Dengan peningkatan sumber daya manusia, para petani itu nantinya mampu memelihara dan menjaga kesinambungan ratusan hektar sawah pada dua dari empat kawasan WBD menjadi sawah abadi. Prof Windia menjelaskan, ratusan petani anggota subak itu menyambut positif dan sepakat untuk mempertahankan kelestarian, sekaligus menjadikan lahan pertanian di kawasan itu sebagai subak abadi. Ke-17 subak yang mendukung usulan WBD itu terdiri atas tiga subak di kawasan daerah aliran sungai (DAS) Pakerisan, Kabupaten Gianyar dan 14 subak di kawasan Catur Angga Batukaru Kabupaten Tabanan. Pemerintah Indonesia mengusulkan kepada organisasi dunia yang menangani masalah pendidikan dan kebudayaan (UNESCO) empat kawasan di Bali menjadi WBD. |
You are subscribed to email updates from Republika Online - Berita Pendidikan RSS Feed To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 20 West Kinzie, Chicago IL USA 60610 |