Monday, December 26, 2011

Badak Langka Ditangkap di Malaysia - Sains KOMPAS

Badak Langka Ditangkap di Malaysia - Sains KOMPAS


Badak Langka Ditangkap di Malaysia

Posted: 26 Dec 2011 09:46 AM PST

Badak Langka Ditangkap di Malaysia

Wisnu Dewabrata | Nasru Alam Aziz | Senin, 26 Desember 2011 | 17:46 WIB

TAMAN NASIONAL WAY KAMBAS Badak sumatera

KUALA LUMPUR, KOMPAS.com -- Otoritas alam liar Malaysia berhasil menangkap seekor badak sumatera betina berusia 10-12 tahun. Keberadaan satwa langka itu diyakini memunculkan harapan baru bagi dunia untuk mencegah kepunahan badak jenis itu dari muka bumi.

Menurut Direktur Borneo Rhino Alliance, Junaidi Payne, badak betina itu ditangkap pada tanggal 18 Desember dan saat ini dipelihara di kawasan reservasi hewan liar Tabin, Sabah, yang juga berada di Pulau Kalimantan.

Diharapkan sang badak betina bisa berkembang biak setelah menemukan pasangan jantannya di sana. "Kami semua di Sabah merasa sangat lega begitu akhirnya kami berhasil menangkap badak ini setelah setahun setengah," ujar Payne, Senin (26/12/2011).

Badak betina yang sekarang dinamai Puntung itu ditangkap dalam sebuah operasi gabungan yang digelar lembaga Borneo Rhino Alliance dan Departemen Satwa Liar Negara Bagian Sabah.

"Kejadian ini benar-benar menjadi kesempatan terakhir buat kita untuk bisa menyelamatkan spesies badak ini. Salah satu dari hewan mamalia paling langka yang masih ada," ujar Laurentius Ambu, Direktur Departemen Satwa Liar Negara Bagian Sabah.

Kandungan Emas Pagaralam Diteliti Jepang

Posted: 26 Dec 2011 07:59 AM PST

PAGARALAM, KOMPAS.com - Tenaga ahli Jepang melakukan penelitian terhadap kandungan emas di Bukit Kayu Manis, Kelurahan Ujanmas, Muarasiban dan Bumiagung, Kecamatan Dempo Utara, Kota Pagaralam, Sumatera Selatan.

"Ada sembilan orang tenaga ahli dari Jepang sudah mengambil sampel dan sekaligus melakukan penelitian terhadap kawasan perbukitan di Kecamatan Dempo Utara, untuk mengetahui kandungan emas di sana," kata anggota DPRD Kota Pagaralam, Herwanando, di Pagaralam, Senin (26/12/2011)

Menurut dia, kedatangan tenaga ahli Jepang itu sebagai tindaklanjut dari penemuan dan penambangan yang dilakukan warga setempat dan dilaporkan berhasil mendapatkan logam mulia tersebut.

"Kendala yang dihadapi karena sebagian besar lahan masih dikuasai warga, dan menolak dilakukan pembebasan meskipun dengan harga tinggi," kata Herwanando.

Ia mengatakan, besarnya kandungan emas yang terdapat di kawasan itu mendorong pemerintah berupaya melakukan pembebasan, dan harga lahan naik cukup tinggi dari hanya Rp50 juta per hektare menjadi Rp150 juta per haktare.

"Keseluruhan kawasan Bukit Kayu Manis yang memang banyak mengandung logam mulia jenis emas itu bisa mencapai 5.000 hektare, terdiri dari beberapa kecamatan," ujar Herwanando.

Uji coba yang sudah dilakukan di Kelurahan Ujanmas, untuk 10 kilogram bebatuan bisa menghasilkan antara 2 hingga 3 gram butiran emas.

Bukti lain jika daerah itu memiliki kandungan emas, yaitu hampir setiap tempat batu mengandung pirit bercampur dan tembaga.

"Kondisi alamnya juga memiliki kesamaan dengan lokasi penambangan emas di Lubuklinggau, Sumsel dan Kabupaten Sumbawa Barat Nusa Tenggara Barat," tambah Herwanando

Herwanando mengatakan, warga sudah beberapa kali menambang emas dan menjualnya dalam bentuk bongkahan emas 24 karat. Hanya saja penambangan ini masih tersembunyi, hanya dilakukan di lingkungan terbatas saja.

Kepala Dinas Pendapatan, Pengelola Keuangan dan Aset Kota Pagaralam, Haryanto mengakui bahwa Pagaralam memiliki kandungan emas. Namun, karena banyak kawasan masuk hutan lindung, perlu dipertimbangkan konsekuensi penambangan. Menurutnya, kekayaan alam harus dikelola dengan baik.

2013, Segumpal Awan Gas Akan Terhisap Lubang Hitam

Posted: 26 Dec 2011 07:37 AM PST

2013, Segumpal Awan Gas Akan Terhisap Lubang Hitam

Yunanto Wiji Utomo | Inggried Dwi Wedhaswary | Senin, 26 Desember 2011 | 15:37 WIB

Alain Riazuelo/IAP/UPMC/CNRS ILUSTRASI: Lubang hitam super masif mulai tumbuh secara cepat ketika semesta masih berusia 1,2 miliar tahun.

CALIFORNIA, KOMPAS.com - Selama 20 tahun terakhir, astrofisikawan telah mengamati bintang-bintang atau pun objek angkasa lainnya bergerak di dekat Sagitarius A (baca: bintang A), sebuah lubang hitam di galaksi Bimasakti. Namun, mereka belum pernah menjumpai adanya massa yang terhisap dalam lubang hitam tersebut.

Kini, dengan peralatan yang ada, astrofisikawan mampu membuat perkiraan. Observasi dengan Very Large Telescope di Chile yang berbasis inframerah menunjukkan, segumpal awan gas tengah bergerak menuju lubang hitam tersebut dengan kecepatan 1600 kilometer/jam.

Pada tahun 2013, massa gas itu akan tiba di mulut lubang hitam, tanpa ada kesempatan untuk kembali. Massa gas itu mungkin akan segera dilahap lubang hitam setelahnya.

Pada saatnya nanti, gravitasi lubang hitam akan mempercepat gerak massa gas dan memampatkannya. Massa gas akan dipanaskan hingga setidaknya 612 juta derajat Celsius dari sebelumnya hanya 227 derajat Celsius. Massa gas ketika dihisap akan mengemisikan sinar X.

"Biasanya, yang kami lakukan adalah melihat cahaya. Dan, kita harus menemukan apa yang sedang terjadi," kata Eliot Quataert, astronom di Universitas California, Berkeley, seperti dikutip New York Times, Senin (19/12/2011).

Quataert mengungkapkan, meski sinar X sering terobservasi, namun sumbernya tidak pernah diketahui. Momen tahun 2013 nanti akan sangat istimewa karena ilmuwan untuk pertama kalinya bisa mengobservasi sinar X dan sumbernya. Momen ini juga akan menjadi pembuktian dari teori yang berkembang.

Laba-laba Kecil dengan Otak di Kaki

Posted: 26 Dec 2011 06:05 AM PST

Laba-laba Kecil dengan Otak di Kaki

Yunanto Wiji Utomo | Inggried Dwi Wedhaswary | Senin, 26 Desember 2011 | 14:05 WIB

Don Johnson Laba-laba spesies Phidippus clarus

SAN JOSE, KOMPAS.com - Laba-laba yang berukuran kecil, kadang kurang dari satu milimeter, ternyata memiliki otak besar. Saking besarnya, otak sampai "menjalar" hingga ke kaki.

Bill Ebenhard dari Smithsonian Tropical Research Institute dan profesor di Universitas Costa Rica, meneliti 9 spesies laba-laba. Ia menemukan bahwa semakin kecil laba-laba, semakin besar ukuran otak relatif tehadap tubuh.

Ebenhard, seperti diuraikan di National Geographic, Senin 19/12/2011) lalu, menjelaskan, pada beberapa laba-laba, otak bisa mengisi 80 persen tubuh. Pada bayi laba-laba spesies Leucauge Mariana, otak memadati tidak hanya kepala, tapi juga tubuh.

Sementara itu, Ebenhard juga menemukan keanehan pada spesies Phidippus Clarus. Tubuh bayi laba-laba spesies itu diisi oleh otak. Ketika dewasa, organ pencernaan justru tumbuh di bagian kepala dan dada.

Besarnya otak mungkin akan menggangu perkembangan organ lain dan mekanisme lain di dalam tubuh laba-laba itu. Namun, kata Ebenhard, sejauh ini belum ada studi tentang hal tersebut.

Diduga, otak berukuran besar berkaitan dengan kemampuan laba-laba membuat jaring-jaring. Namun, dugaan dimentahkan sebab laba-laba kleptoparasitic yang tak punya kemampuan membangun jaring-jaring ternyata juga punya otak besar. Belum ada kepastian tentang konsekuensi otak besar itu.

Penelitian tentang laba-laba ini dipublikasikan di jurnal Arthropod Structure and Development bulan November lalu.

Bola Misterius Namibia Diduga Tangki Hidrozine

Posted: 26 Dec 2011 05:34 AM PST

Bola Misterius Namibia Diduga Tangki Hidrozine

Yunanto Wiji Utomo | Latief | Senin, 26 Desember 2011 | 13:34 WIB

AFP/NATIONAL FORENSIC SCIENCE INSTITUTE Foto dari National Forensic Science Institute ini menunjukkan bola logam raksasa berdiameter 35 centimeter seberat 6 kilogram. Benda itu diyakini jatuh dari langit di padang rumput terpencil di Namibia yang membuat otoritas setempat menghubungi NASA dan Badan Antariksa Eropa, 21 Desember 2011. November lalu, bola berongga itu ditemukan di dekat kampung di utara Namibia, 750 kilometer dari ibu kota Windhoek.

WINDHOEK, KOMPAS.com - Sebuah bola misterius dengan keliling 110 cm, lebar 35 cm, dan berat 6 kg ditemukan di sebuah desa berjarak 750 km dari Windhoek, Namibia. Kawah sedalam 30 cm dan selebar 4 meter itu terbentuk akibat jatuhnya bola misterius tersebut.

Tangki itu digunakan pada roket tak berawak untuk peluncuran satelit, yang menjelaskan mengapa bola itu jatuh demgan jejak geografis macam itu.

-- Adrian Chen

Bola misterius itu sebenarnya sudah jatuh dan ditemukan sejak pertengahan November lalu. Namun, publikasinya baru dilakukan pekan lalu.

Beragam reaksi pun muncul atas penemuan bola misterius itu. Ada yang menganggap bahwa bola tersebut menegaskan adanya kehidupan di luar angkasa. Ada pula yang berpikir bola itu adalah rongsokan satelit atau sampah angkasa.

Satu dugaan lain yang saat ini muncul adalah tangki hidrazine dari roket tak berawak. Hidrazine adalah cairan mudah terbakar dengan bau mirip ammonia yang biasa dipakai sebagai foaming agent. Dugaan itu dilontarkan oleh Adrian Chen dari Gawker, mengutip salah satu komentator pada tulisan yang dipublikasikannya di www.gawker.com, Jumat (23/12/2011).

"Untuk siapapun yang penasaran dengan benda itu, sepertinya bola misterius itu adalah tangki hidrazine berkapasitas 39 liter (berdasarkan ukurannnya, ada juga tangki hidrazine yang lebih besar). Tangki itu digunakan pada roket tak berawak untuk peluncuran satelit, yang menjelaskan mengapa bola itu jatuh demgan jejak geografis macam itu," tulis Chen, mengutip komentatornya, Thidrek.

Paul Ludik, Direktur Forensik Kepolisian Windhoek, sebelumnya telah mengontak NASA dan Badan Antariksa Eropa (ESA) untuk membantu mengidentifikasi bola misterius itu. Namun, sejauh ini NASA belum memberikan keterangan resmi.

Bola misterius itu mungkin juga memang sampah angkasa. Seperti diketahui, ada banyak sampah bertebaran di angkasa saat ini. Satu sampah angkasa, rongsokan Roentgen Satellite (ROSAT), jatuh ke Bumi pada 24 Oktober 2011 lalu. Mungkin saja bola ini adalah salah satu sampah tersebut. Sampai saat ini keterangan resmi dari NASA dan ESA masih ditunggu.