Sidenuk dan Mugibat, Inovasi Terbaru BATAN - Sains KOMPAS |
- Sidenuk dan Mugibat, Inovasi Terbaru BATAN
- Sebuah Komet Mati Menabrak Matahari Besok Pagi
- Surabaya, Medan, Jakarta Timur Raih Predikat Langit Biru
Sidenuk dan Mugibat, Inovasi Terbaru BATAN Posted: 14 Dec 2011 08:08 PM PST Sidenuk dan Mugibat, Inovasi Terbaru BATAN Yunanto Wiji Utomo | Pepih Nugraha | Kamis, 15 Desember 2011 | 10:11 WIB
BLITAR, KOMPAS.com - Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) terus mengembangkan varietas padi unggul yang tahan hama, punya produktifitas tinggi dan rasa enak lewat teknologi radiasi. Saat ini, BATAN mempunya dua varietas padi hasil radiasi baru, yakni Sidenuk dan Mugibat. Sidenuk adalah singkatan dari Si Dedikasi Nuklir. Varietas itu dirilis Mei 2011 lalu berdasarkan SK Menteri Pertanian No. 2257/Kpts/SR.120/2011. Beberapa daerah, salah satunya Blitar, telah mencoba menanam varietas padi ini. Prof Dr Mugiono, pemulia padi BATAN, mengungkapkan, Sidenuk adalah perbaikan dari varietas Diah Suci, yang merupakan varietas hasil persilangan Cilosari dan IR 74 yang kemudian dimutasikan dengan cara iradiasi. "Diah Suci ini punya rasa yang enak dan produktifitas tinggi. Tapi kalau pemupukannya banyak, dia akan rebah. Makanya kita kembangkan Sidenuk yang tidak mudah rebah. Batang Sidenuk lebih pendek 15 cm dari Diah Suci," jelas Mugiono. Keunggulan Diah Suci tetap dipertahankan di Sidenuk. Di antaranya adalah ketahanan terhadap wereng strain 1, 2 dan 3, potong leher dan hawar daun. Demikian juga produktifitas tinggi dan rasa yang pulen. Potensi produktifitas Sidenuk adalah 6,5 ton per hektar. Sementara itu, varietas Mugibat adalah singkatan dari Mutasi Unggul Iradiasi Batan. Varietas ini merupakan hasil mutasi dari varietas Cimelati yang dilepas BP Padi Departemen Pertanian pada tahun 2003. Mugibat juga punya rasa pulen, tahan wereng, potong leher dan hawar daun. "Kita sudah lakukan uji multilokasi di 16 lokasi. Sekarang tinggal tunggu SK Menteri. Kita sudah ajukan mudah-mudahan bisa dilepas tahun depan," tutur Mugiono ketika ditemui dalam panen perdana padi varietas Bestari di Blitar, Jawa Timur, Rabu (14/12/2011). BATAN saat ini terus melakukan upaya pengembangan varietas padi. Salah satu tujuannya adalah menciptakan padi unggul sehingga mampu mengatasi tantangan ketahanan pangan. Iradiasi adalah salah satu cara menciptakan keanekaragaman yang teknologinya sudah siap. Selain itu, BATAN juga berupaya untuk memberikan sosialisasi pada masyarakat bahwa nuklir tidak selalu berdampak buruk. Pengembangan varietas padi dan penggunaan teknologi nuklir dalam dunia kedokteran adalah salah satu contoh manfaat nuklir. |
Sebuah Komet Mati Menabrak Matahari Besok Pagi Posted: 14 Dec 2011 08:08 PM PST
JAKARTA, KOMPAS.com - Sebuah komet seukuran Gelora Bung Karno akan menabrak Matahari Jumat (16/12/2011) pagi, besok. Komet tersebut bernama Lovejoy atau dalam astronomi juga dikenal dengan C/2011 W3. Lovejoy dikatakan menabrak karena melintas di jarak yang sangat dekat dengan Matahari, hanya 131.000 kilometer. Pada jarak tersebut, Lovejoy sebenarnya sudah memasuki atmosfer Matahari. Apa akibat tabrakan tersebut? Akankah kita kehilangan Matahari yang menjadi sumber kehidupan? Tidak juga. Lovejoy terlalu kecil untuk membunuh Matahari. Justru, Lovejoy-lah yang akan mati dalam tabrakan itu. Bagaimana bisa? Panas Matahari akan melelehkan semua es di komet dan bahan lain yang membeku. Perbedaan paparan sinar Matahari di satu tempat dan yang lain menyebabkan pemuaian tidak seragam. Komet akan retak dan musnah dengan cepat besok. Situs Space.com dalam publikasinya Rabu (14/12/2011) menyatakan bahwa tabrakan antara Lovejoy dan Matahari akan terjadi sekitar pukul 07.00 WIB, Jumat. Astronom Ma'rufin Sudibyo mengatakan bahwa komet akan lebih aktif ketika memasuki wilayah dekat Matahari. Es dan senyawa beku lain yang terdapat pada komet akan menguap membentuk gas. Gas yang terbentuk akan mengalir keluar membentuk ekor dan atmosfer komet. Semburan gas akan membawa debu dan tanah liat komet, membentuk atmosfer dan ekor komet. Saat mendekati Matahari, Lovejoy pun akan mengalami hal yang sama. Ketika di atmosfer komet memantulkan sinar Matahari, maka di situlah keindahan bisa disaksikan. "Bahkan, prediksi memperlihatkan komet ini berpotensi menjadi komet paling terang di 2011, yang kecemerlangannya menyamai planet Venus di kala senja atau fajar atau lebih," tutur Ma'rufin di akun Facebook-nya. "Bahkan tak menutup kemungkinan komet ini bakal seterang Bulan purnama. Sehingga pada puncaknya, komet ini berpotensi menjadi benda langit paling terang relatif yang kedua di tata surya setelah Matahari," lanjutnya. Meski terang, namun pengamatan komet ini takkan mudah dilakukan. Pertama karena halangan cahaya Matahari yang tak kalah terang. Kedua, diperlukan peralatan khusus untuk melihat jelas tanpa merusak pandangan. Pengamatan dengan teropong memungkinkan untuk melihat bagaimana komet ini menabrak Matahari. Namun, jika pemakaiannya tak hati-hati akan berbahaya bagi mata. Sangat disarankan mengamati dengan yang sudah berpengalaman. "Paling aman dalam situasi seperti ini ya blokirlah posisi Matahari dengan penutup tertentu, lantas amati dengan mata tanpa alat," urai Ma'rufin. Yang paling mudah dan tak berbahaya adalah mengamati lewat internet. Cara ini memuaskan sebab saat ini ada satelit pemantau Matahari, contohnya SOHO (Solar and Heliospheric Observatory). Untuk melakukannya, bisa dibuka laman tentang SOHO di website NASA. Komet telah muncul sejak 14 Desember 2011 pukul 15.30 WIB. Komet Lovejoy ditemukan oleh asronom asal Australia Terry Lovejoy pada 27 November 2011. Umur komet dihitung dari sejak tanggal penemuan sampai tanggal kematian sangat pendek, cuma 20 hari. Lovejoy unik karena orbitnya yang ekstrim lonjong. Akibatnya, beda titik terdekat dan terjauhnya dengan Matahari sangat jauh. Titik terdekat ialah 0,83 juta km, titik terjauh 16,500 km, 3 kali lebih jauh daripada jarak Matahari-Pluto. Keunikan lain, komposisi komet mirip batu apung, antara lain debu, es, tanah liat serta senyawa mudah menguap seperti CO2, metana dan amoniak. "Jika kota meletakkan komet Lovejoy ini di samudera secara hati-hati, ia bakal mengapung!" Tabrakan Lovejoy dengan Matahari takkan menimbulkan dampak besar baik bagi Matahari maupun Bumi. Ukuran Lovejoy terlalu kecil untuk menimbulkan dampak besar bagi Matahari. Tapi, jika diandaikan Lovejoy menumbuk Bumi, maka kerusakan besar akan terjadi. Bencana yang memusnahkan dinosaurus 65 juta tahun silam bisa terulang, menumpas mayoritas makhluk hidup yang ada. Tabrakan komet dengan Matahari bukan sebuah peristiwa aneh, namun cukup jarang terjadi. Peristiwan ini dinanti tidak hanya oleh seorang amatir, tetapi juga astronom profesional. |
Surabaya, Medan, Jakarta Timur Raih Predikat Langit Biru Posted: 14 Dec 2011 06:48 AM PST JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) kembali mengumumkan Program Expose Langit Biru 2011, Rabu (14/12/2011) di Jakarta. Kali ini predikat kota metropolitan dengan kualitas udara terbaik diraih Kota Surabaya, Kota Medan, dan Kota Jakarta Timur. Disamping itu telah ditetapkan pula 3 (tiga) Kota Langit Biru Terbaik untuk Kategori Kota Besar, yaitu Kota Surakarta, Kota Batam dan Kota Malang. Menteri Negara Lingkungan Hidup Balthasar Kambuaya mengatakan Langit Biru merupakan program pemerintah yang bertujuan untuk mendorong peningkatan kualitas udara perkotaan dari pencemaran udara, khususnya yang bersumber dari kendaraan bermotor melalui penerapan transportasi berkelanjutan. Saat ini, pertumbuhan kendaraan yang cukup tinggi di kota-kota besar di Indonesia tidak saja menimbulkan masalah kemacetan lalu lintas tetapi juga menimbulkan masalah lain seperti kecelakaan lalu lintas, polusi udara, kebisingan, kerugian ekonomi serta kesehatan. Pengumuman Expose Langit Biru terbaik 2011 merupakan hasil dari evaluasi kualitas udara perkotaan yang dilaksanakan di 26 kota metropolitan, yaitu 14 Kota metropolitan DKI Jakarta (5 wilayah), Semarang, Surabaya, Medan, Bandung, Tangerang, Makassar, Depok, Palembang, Bekasi dan 12 kota besar, yaitu Surakarta, Batam, Malang, Balikpapan, Bogor, Yogyakarta, Bandar Lampung, Denpasar, Samarinda, Banjarmasin, Padang dan Pekanbaru selama Bulan Maret - September 2011. Selain itu KLH juga mengumumkan dua industri otomotif yang produknya rendah emisi dan rendah konsumsi bahan bakar berdasarkan pada teknologi terbaik yang tersedia. Dalam kegiatan ini, beberapa kegiatan baik fisik dan non fisik telah dievaluasi. Kegiatan non fisik berupa survei pendapat para pemangku kepentingan yang ada di kota-kota tersebut dan pengisian formulir data kota. Adapun kegiatan fisik meliputi uji emisi "Spotcheck" kendaraan bermotor selama 3 hari dengan target 500 kendaraan pribadi perhari. Kegiatan lain adalah Pemantauan Kualitas Udara Udara Jalan Raya (roadside monitoring) untuk parameter SO2, CO, NO2, HC, O3, PM10 dan penghitungan kinerja lalu lintas (Kecepatan lalu lintas dan Kerapatan Kendaraan (VCR) di jalan raya). Seluruh kegiatan fisik dilakukan secara serentak di tiapkota di 3 ruas jalan arteri yang dipilih bersama dan dianggap mewakili kota tersebut. |
You are subscribed to email updates from KOMPAS.com - Sains To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 20 West Kinzie, Chicago IL USA 60610 |